Selasa, 16 Desember 2014

Jakarta Dikhianati (Kata UNJ edisi V)

politik.kompasiana.com
            Pada awal tahun 2013 yang lalu, warga DKI Jakarta seperti diberi kejutan dengan air bah atau banjir yang tiba-tiba datang akibat hujan yang cukup besar. Warga DKI Jakarta tidak dapat memungkiri bahwa banjir yang terjadi saat itu adalah banjir terbesar yang pernah terjadi di Ibu Kota Indonesia .Bayangkan saja, Bundaran Hotel Indonesia dan Istana Merdeka yang merupakan pusat bisnis dan pemerintahan terbesar di DKI Jakarta ikut tergenang banjir yang genangannya tidak main-main, diperkirakan mencapai lutut orang dewasa . Aktivitas Jakarta seakan-akan lumpuh pada saat bersamaan,banyak mobil-mobil dan motor-motor yang mogok dan jalan protocol di sepanjang Jalan Sudirman – Thamrin dan Medan Merdeka macet total.
Seperti yang kita tahu, banjir adalah suatu keadaan yang terjadi ketika luapan air telah melebihi kapasitas normal yang kemudian air tersebut mengalir dengan deras ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami.

           Faktor yang menyebabkan banjir terjadi diantaranya adalah sungai, endapan dari hujan melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras, badai dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti tanah longsores, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan. Lalu faktor selanjutnya adalah Malapetaka yang diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan yang sempat terjadi di bendungan Situ Gintung yang jebol pada tahun 2009 lalu menyebabkan air bah yang cukup besar dan menyapu bersih seluruh rumah penduduk disekitarnya.

jakartabagus.rmol.co
             Ternyata bukan hanya setiap pagi, bahkan ketika hari menjelang malam, sampah-sampah itu hanya berkurang sedikit walaupun telah dikeruk oleh alat berat.Coba tebak, pada keesokan harinya permukaan pintu air Manggarai seperti “daratan baru” lagi dengan jumlah sampahnya yang semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa setiap detiknya pasti ada saja orang yang membuang sampah ke sungai. Sangat memprihatinkan disaat lahan DKI Jakarta yang sangat luas dan sangat subur bagi bisnis dan tempat tinggal yang layak, warga nya justru dengan mudah mengkhianati Jakarta sebagai tempat kelahiran dan bisnisnya dengan membuang sampah di sungai yang menyebabkan Jakarta terkena imbas banjir yang cukup parah .
              Apakah mata kita sanggup melihat Jakarta, kota kelahiran kita sedikit demi sedikit tenggelam?. Apakah hati kita cukup kuat untuk melihat rumah-rumah dan bangunan ibadah yang sedikit demi sedikit hancur akibat kikisan air?. Dan, apakah telinga kita cukup tangguh untuk selalu mendengar tangisan bayi yang kedinginan dan menahan gigitan nyamuk-nyamuk yang mulai bersarang di dekat tempat tidurnya ?.Cobalah berpikir sejenak, tentang sampah yang mulai meninggi akibat keegoisan kita sebagai warga yang kurang memerhatikan lingkungan sehingga keseimbangannya pun mulai terganggu .
            Akhirnya dapat saya simpulkan bahwa pengkhianatan warga Jakarta terhadap Jakarta yaitu dengan membuang sampah di sungai. Hal itu dapat membahayakan ketika sampah lama kelamaan menumpuk dan kemudian pada puncaknya ketika musim hujan, gunungan sampah itu akan menahan aktivitas jalannya air dan memenuhi debit air sungai, akhirnya air meluap ke permukaan tanpa mampu dibendung dan terjadilah banjir yang akhirnya sangat merugikan semua orang .
            Tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisir tindak pembuangan sampah ke sungai yaitu dengan menumbuhkan kesadaran kepada warga Jakarta yang sepertinya telah mendapat teguran berupa banjir dari apa yang dilakukannya selama ini , dan juga yang paling penting adalah kerja sama dari Pemda DKI Jakarta yang harus secara berkala mengeruk sampah di sungai, agar jalannya air sungai tidak terganggu. Jangan khianati Jakarta kita dengan sampah, karena sampah bisa saja mengkhianati kita dengan banjir. 

Erna Cahyani

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878