Jumat, 25 Desember 2015

Saya Perempuan, tapi Saya Tidak Lebih Lemah dari Laki-Laki



Terlahir sebagai seorang perempuan merupakan sebuah anugerah, walaunpun pada hakikatnya laki-laki ataupun perempuan sama-sama mahluk yang diciptakan oleh tuhan. Ada satu hal yang dipercaya oleh sebagian orang, yakni tuhan menciptakan perempuan dengan wajah tersenyum. Karena dari rahim seorang perempuan lah manusia “mengada”. “Saya perempuan, tapi saya tidak lebih lemah dari laki-laki” kutipan dari cerpen Menyusu Ayah karya Djenar Maesa Ayu tersebut sangat menginspirasi para penikmat sastra, terutama kaum perempuan,  dari kutipan tersebut terdapat sebuah makna yang sangat dalam, bahwa sesungguhnya perempuan dan laki laki memiliki kedudukan serta kekuatan yang sama. Perempuan dapat mengubah dunia, jika mereka menyadari seberapa kuat diri mereka sendiri. Bila banyak yang mengidentikan perempuan sebagai mahluk yang lemah dan rapuh, berarti mereka telah menutup mata dari kenyataan yang ada. Tengoklah sosok Cut Nya Dien yang ikut berperang di garda depan, juga sosok Margaret Thatcher seorang Perdana Menteri Britania Raya dengan masa jabatan terlama sepanjang abad ke dua puluh, beliau terkenal dengan kebijakan-kebijakannya yang bersifat konservatif, selain itu ia mendapatkan julukan The Iron Lady, dan  masih banyak tokoh-tokoh perempuan lainnya yang jauh dari kata lemah dan rapuh. Atau bagaimana dengan sosok ibu? Perempuan yang mempertaruhkan nyawa untuk anak-anaknya, serta mengutamakan kebahagian anak serta suaminya. Apakah masih pantas menyebut perempuan sebagai mahluk yang lemah?
Namun tidak semua perempuan  menyadari kekuatan besar yang tertanam di dalam tubuh mereka, sehingga banyak perempuan yang tidak mampu melepaskan diri dari belenggu kaum patriaki. Budaya ataupun pemikiran yang ada di sekitar kita terkadang menjadikan perempuan sebagai kaum yang dimarjinalkan, atau makhluk nomor dua setalah laki-laki. Seorang perempuan seharusnya dapat membebaskan serta menyetarakan kedudukannya di dalam kehidupan sosial, jika ia mampu membuka pikirannya dan menyatukan kekuatan dengan seluruh perempuan yang ada di dunia, bila hal itu terjadi, niscaya jeratan kaum patriaki akan musnah dari peradaban untuk selamanya.
Paham feminisme yang dianut oleh sebagian perempuan, memandang  bahwa perempuan adalah mahluk ciptaan tuhan yang berhak untuk menentukan apapun yang bersangkutan dengan kesejahteraan hidupnya, serta melalukan sesuatu sesuai dengan kehendak dirinya sendiri tanpa ada unsur paksaan, karena memang begitulah seharusnya perempuan bisa menentukan apa yang dimauinya dan tidak mudah terkooptasi oleh kondisi, perempuan adalah mahluk yang merdeka. Namun sebelumnya, perempuan harus menyadari betapa kuat dan berharganya diri mereka.
             Terkadang musuh dari kesetaraan gender ataupun feminisme adalah perempuan itu sendiri, sebagian perempuan memandang sebelah mata terhadap seseorang yang berpegang teguh pada paham feminis, mereka mengangap  feminisme melanggar takdir ataupun kodrat yang telah dituliskan oleh tuhan. Namun tanpa mereka sadari, takdir ataupun kodrat yang mereka percaya adalah suatu kebohongan yang diciptakan oleh kaum patriaki yang mendoktrin para perempuan untuk menerima semuanya sebagai suatu takdir yang tidak dapat diubah, misalnya, seorang perempuan sebaiknya tidak bergerak disektor publik, juga seorang perempuan harus menikah sebelum usia 25 tahun atau akan dianggap sebagai perawan tua, dan masih banyak lagi kebohongan-kebohongan lainnya yang sampai sekarang masih saja dipercaya oleh sebagian perempuan. Sebagai seorang perempuan yang hidup di era modern, harus menanamkan sebuah kepercayaan di dalam hatinya, yaitu “Saya Perempuan, tapi Saya Tidak Lebih Lemah dari Laki-Laki” dengan begitu keseimbangan serta kesetaraan yang telah diperjuangkan oleh kaum feminis selama berabab-abab akan terwujud. 




                                                                                                                          Oleh: Rr Dewi Kartika H



0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878