RADIONYA ANAK UNJ

Keep Inspiring, Keep Struggling, And Keep Being Low Profile.

Listening ERA FM UNJ

ON AIR!

Morning Soul

Senin - Jumat

08.00 - 11.00 wib

Read More

Lunch Break

Senin - Jumat

11.00 - 13.00 wib

Read More

Kampus Kita

Senin - Jumat

13.00 - 15.00 wib

Read More

Before Sunset

Senin - Jumat

15.00 - 18.00 wib

Read More

Love Consultant

Special Show

Senin, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Nachos

Special Show

Selasa, 18.00 - 20.00 wib

Read More

LMAO

Special Show

Rabu, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Nostalgia

Special Show

Kamis, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Goosebumps

Special Show

Kamis, 20.00 - 22.00 wib

Read More

Era Sport

Special Show

Jumat, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Top 20 Music Chart

Special Show

Jum at, 20.00 - 22.00 wib

Read More

Update

Tampilkan postingan dengan label KATA UNJ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KATA UNJ. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 November 2020

E-BULLETIN NOVEMBER 2020

 Haii Edufriend! 😉

E-Buletin BPRS ERAFM-UNJ Novermber 2020 sudah terbit loh!! 🎉🎉
E-Buletin ini bisa langsung kamu baca di sini yaa..

Happy Reading!. 😄😄






















Senin, 12 November 2018

E-BULETIN ERAFM-UNJ NOVEMBER 2018










      





Kamis, 11 Januari 2018

Pentingnya Penanaman Nilai Kejujuran Untuk Mengurangi Kebiasaan Menyontek #KATAUNJ16


Menyontek merupakan sesuatu yang dianggap sebagai tindakan tidak terpuji serta mengkhianati karakter, terutama kejujuran. Seperti apa yang diungkapkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Pustaka Pheonix, 2009), menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak.

Kebiasaan menyontek hadir dikarenakan berbagai faktor. Ada faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam dapat disebabkan kurangnya kesadaran atas kejujuran, ketidakupayaan untuk berusaha lebih, serta kurangnya rasa percaya diri dan yakin terhadap hasil kerja pribadi. Faktor dari luar yakni lingkungan yang cenderung memiliki paradigma bahwa seseorang akan lebih dihargai ketika memliki nilai yang tinggi ketimbang proses itu sendiri. Kegiatan mencontek pun ditempuh dengan berbagai cara. Hetherington dan Feldman (Anderman dan Murdock, 2007) mengelompokkan empat bentuk perilaku menyontek, yaitu: Individualistic-opportunistic dapat diartikan sebagai perilaku dimana siswa mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika guru atau guru keluar dari kelas. Independent- planned dapat diidentifikasi sebagai menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap atau telah dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum ujian berlangsung. Socialactive yaitu perilaku menyontek dimana siswa mengkopi, melihat atau meminta jawaban dari orang lain. Social-passive adalah mengizinkan seseorang melihat atau mengkopi jawabannya.

Kebiasaan mencontek di kalangan pelajar Indonesia bahkan dianggap sebagai hal yang lumrah saja. Terlebih mendekati musim ujian sekolah ataupun Ujian Nasional. Kasus terbesar dalam pelaksanaan UN 2015 adalah bocornya naskah soal di internet. Dari hasil verifikasi kala itu, ada 30 buklet dari 11.730 total buklet soal UN yang telah diunggah secara ilegal. Kejadian tersebut lantas membuat Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) bertindak, yakni dengan berkoordinasi dengan Menkominfo untuk memblokir tautan Google yang berisi naskah soal UN itu. Koordinasi via telefon juga dilakukan dengan Google Inc dalam upaya pemblokiran. Hal tersebut mengakibatkan kunci jawaban diobral sana sini seolah menjadi peluang bisnis yang menjajikan. Padahal apabila ditelaah lagi secara logis, penjual kunci jawaban pun tidak ketahui identitas serta kapabiltasnya dalam membuat kunji jawaban. Mirisnya, pelajar atau pembeli kunci jawaban itu sendiri tidak memusingkan hal semacam itu, asalkan kunci jawaban didapat dan selamat.

Selain maraknya jual beli kunci jawaban, termyata pelaku kecurangan pun datang dari pihak sekolah itu sendiri, terutama guru. Menurut data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat tujuh jenis kecurangan yang terjadi di UN tahun ini. Data kecurangan tersebut berdasarkan laporan atas pelaksanaan UN di Lampung, Pontianak, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Cikampek. Laporan yang masuk diperoleh dari pengaduan masyarakat di pos pemantauan UN. Kecurangan tersebut diantaranya yaitu ada laporan kecurangan sistemik di Lampung. Atas perintah kepala sekolah, guru memasuki ruangan dan membantu siswa mengerjakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Realitas yang demikian mirisnya seolah mencambuk pemikiran bahwa nilai-nilai korupsi sudah tertanam sejak dini di kalangan masyarakat Indonesia, terutama pelajar yang kelak menjadi penerus di masa yang akan datang. Kenyataan tersebut kembali mencabik wajah pendidikan Indonesia yang gagal mengedepankan nilai kejujuran dalam setiap lini kehidupan.

Dalam sebuah acara seminar di Universits Tadulako, Ketua KPK Abraham Samad menyatakan “Menyontek saat ujian, berarti tidak jujur, dan ini adalah cikal bakal dari kejahatan korupsi. Serta merupakan intellectual corruption atau korupsi intelektual,” tegas Dr. Abraham Samad. (Dikutip dari bcbrita.com). Karenanya, menyontek merupakan permasalahan yang harus diatasi dimulai dari mencabut akar-akar ketidakjujuran itu sendiri. Penanaman karakter kembali terutama penanaman nilai kejujuran di lingkungan sekolah maupun sosial sangat dibutuhkan sedari dini agar pelajar memiliki prinsip dan kesadaran akan hal tersebut. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Saat ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sistematik, dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak aka nada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, serta tanpa rasa percaya diri. Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat menyetujui nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religious, atau bias budaya. Salah satunya adalah Trustworthiness (Kejujuran) yang merupakan pilar paling utama, yakni jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan, melakukan hal yang benar, bangun reputasi yang baik, patuh, berdiri dengan keluarga , teman, dan negara. (Sistem Pendidikan Nasional). Thomas Lickona dalam bukui terkenalnya, “Educating for Character” (1991) menyimpulkan, pendidikan karakter adalah usaha sengaja untuk menolong peserta didik agar memahami, peduli akan, dan bertindak atas dasar inti nilai-nilai etis. Dalam hal ini, guru dan orang tua memainkan peran yang sangat vital. Guru sebagai pendidik memiliki tugas yang berat dalam upaya mengatasi kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat ujian agar siswa dapat bersikap jujur dalam menghadapi ujian dan menanamkan rasa percaya diri pada setiap siswa.

Penanaman nilai kejujuran bukan hanya tanggung jawab pemangku pendidikan di sekolah semata. Lebih dari itu, orang tua dan lingkungan yang merupakan stakeholder juga turut menyumbang pendididikan karakter, dimana karakter adalah sesuatu yang melekat dan terbentuk sedari dini mungkin. Oleh karena itu, penanaman nilai kejujuran kepada anak sedini mungkin merupakan hal yang penting dilakukan demi mengurangi kebiasaan menyontek di Indonesia. Seperti halnya sebuah ungkapan bahwa “Anak-anak berjumlah hanya sekitar 25% dari total populasi, tapi menentukan 100% dari masa depan.”


Purwo Besari

Manajemen Pendidikan 2015

Potret Diri Potret Bangsa #KATAUNJ15

"Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang kelak mampu bertahan dalam  berputarnya masa"

Karakter adalah pembawaan diri sejak seseorang dilahirkan ke dunia, kaitannya dengan etika, moral, sikap, perilaku hingga hal tersebut membuat seorang yang satu berbeda dengan seorang yang lainnya. Karakter yang tertanam dalam diri seseorang kelak yang akan membawa diri dalam kehidupan bermasyarakat. Kelak akan menjadi cerminan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Karenanya, karakter tak hanya bicara soal ciri atau jati diri. Melainkan perilaku pada setiap individu. Karakter tidak serta merta terbentuk begitu saja. Pembentukan karakter dimulai sejak seseorang berada pada usia dini dimana tahap prepatory stage dimulai. Dimana usia anak dibawah sepuluh tahun pun sudah dapat belajar meniru apa yang ada di sekitarnya kendati belum memahami sesungguhnya apa yang ia tirukan. Apa yang seorang anak peroleh sejak kecil, itulah yang akan tertanam hingga kelak ia dewasa. Tak heran bahwa mendidik anak berkarakter sedari dini merupakan investasi besar di masa depan.

Karakter selalu bertaut dengan apa yang kita sebut pendidikan. Ya, karena lewat pendidikan itulah karakter ditransformasikan. Pendidikan karakter berbicara bagaimana mendidik siswa menjadi manusia yang berkarakter yakni manusia pancasila sesuai dengan ideologi bangsa kita, Indonesia. Tentu ini merupakan cita -cita luhur bangsa dimana kita menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter dan maju. Cita-cita hanyalah asa. Bagai pungguk rindu akan rembulan. Cita-cita itu rasanya masih enggan atau terlampau jauh untuk kita gapai. Manusia pancasila seolah menjadi jargon semata. Buka mata dan kita bisa lihat fakta berbicara. Karakter bangsa seolah hilang dalam diri setiap rakyat Indonesia. Indonesia memang kaya akan manusia yang pintar atau bahkan jenius. Namun, Indonesia miskin manusia intelek yang berkarakter. Politikus yang pandai berorasi namun tak memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama yang kelaparan. Pemerintah yang tanpa dosa memakan jerih payah uang rakyat demi menenggak kekuasaan. Guru yang mengaku sarjana berkualitas seakan mengajar tanpa hati. Generasi muda yang rajin menyontek, bolos, atau bahkan terlibat narkoba. Sungguh memilukan. Namun, beginilah potret pendidikan karakter bangsa masa kini.

Dari hulu hingga hilir. Semua terlihat carut marut. Pendidikan karakter dianggap sesuatu yang tak lebih penting dari pendidikan kognitif yang hanya mementingkan kecerdasan otak tanpa menaruh perhatian pada kecerdasan emosional. Tak ayal jika pendidikan Indonesia hanya memproduksi manusia robot. Padahal yang perlu kita tahu adalah kecerdasan emosional berpengaruh 80% terhadap kesuksesan seseorang. Kecerdasan emosional ini berkaitan dengan karakter dalam diri seseorang. Bagaimana ia mampu beretika dengan sopan dan santun, jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, dan lainnya. Nilai nilai yang ada dalam pendidikan karakter harus diintegrasikan dalam diri setiap siswa. Tak hanya sekolah yang harus mendidik siswa. Namun, yang paling utama adalah penerapan pendidikan karakter dalam keluarga. Dimana keluarga merupakan lingkungan pertama sang anak memperoleh pendidikan. Para stakeholder dari unit terkecil yakni keluarga hingga unit terbesar yakni negara harus mampu bekerja sama dalam membangun pendidikan karakter. Semua pihak harus memiliki kesadaran bahwa pendidikan karakter harus dimulai sedari dini, bukan hanya saat sang anak menginjak bangku sekolah. Sehingga, ketika nilai sudah tertanam kuat, sekolah sebagai tahap lanjutan  untuk sang anak mengembangkan diri dan mengaplikasikan karakter baik yang ada dalam diri.

Kita harus mengingat bahwa generasi muda ialah mereka yang kelak membawa masa depan Indonesia. Dalam genggaman merekalah Indonesia akan mampu meraih kejayaan atau justru semakin terpuruk. Di atas pundak mereka, Indonesia mampu menjadi bangsa yang madani atau negeri yang selalu dirundung korupsi. Ilmu tanpa budi bagai kapal tanpa nahkoda. Bagaikan berjalan dengan mata tertutup. Takkan mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu pun berbudi tanpa ilmu hanya akan menjadi manusia yang dijajah oleh masa. Akalnya akan searasa sempit.  Karenanya, kedua hal harus seimbang agar menjadi manusia cerdas nan berkarakter. Negara yang maju berasal dari masyarakatnya yang berkarakter dan cerdas. Masyarakat demikian berasal dari individu-individu yang berkualitas. Cerminan diri adalah cerminan bangsa. Miniatur tiap keluarga merupakan refleksi miniatur negara. Mulai pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Tak ada kata terlambat untuk berbenah. Sekarang, untuk Indonesia yang lebih baik!


Tita Desyara

Pendidikan Bahasa Inggris 2015

Tahun Baru, Resolusi Baru #KATAUNJ14

        Selamat tahun baru, Edufriend! Gak kerasa yah sudah 365 halaman terisi cerita-cerita keseharian yang sudah kita lalui. Hayoo Edufriend lagi bernostalgia apa aja yang udah terjadi di tahun 2017 ini ya? Mulai dari cerita-cerita bahagia, sedih, susah, senang, tawa, ria mulai membayangi pikiran. Tapi, pernah terpikir gak sih apa aja yang sudah kita lakukan selama satu tahun? Mimpi dan harapan apa yang sudah diraih?

Nah, momen tahun baru ini bukan cuma perayaan nya aja meriah tapi merupakan waktu yang paling tepat loh untuk memberikan evaluasi diri selama satu tahun yang terjadi. Memang pentingnya apa ya? Melalui evaluasi diri ini, Edufriend bisa tau hal apa aja yang udah dilakuin dan apa aja yang masih harus dicapai di tahun berikutnya. Jadi, setiap tahunnya selalu ada tantangan yang harus dilakukan, biar hidupnya gak gitu gitu aja ya kan? Hehe. Selain itu, evaluasi ini penting untuk membuat resolusi untuk tahun kedepannya, karena ketika Edufriend menentukan resolusi di tahun baru ini, secara gak langsung, Edufriend memotivasi diri sendiri untuk bisa mencapainya.

Trus gimana ya cara menentukan resolusi? Sebenernya hal paling utama yaitu menententukan prioritas. Misalnya, apa sih hal utama yang mau Edufriend raih di tahun ini, bisa travelling bareng temen ke tempat wisata atau mungkin lulus kuliah, itu tergantung keinginan dan kebutuhan utama Edufriend. Selama prioritas sudah ditentukan, tinggal bagaimana cara Edufriend untuk menggapai mimpi tersebut. Resolusi ini juga membantu Edufriend untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang sudah direncanakan. Jadi, apa nih resolusi Edufriend di tahun ini?



Neneng Halimatusadiah
Pendidikan Bahasa Inggris 2015

Ajaibnya Kotaku, Indahnya Kotaku Bojonegoro Matoh #KATAUNJ13

Ketika kita mendengar keajaiban, kita pasti berpikir sesuatu yang magic, langka, luar biasa, dan lain sebagainya. Adakah di dunia ini keajaiban? Dunia ini penuh dengan keajaiban ya keajaiban dari yang Maha Kuasa, jika di hubungkan dengan pariwisata dan pariwisata tidak lepas dari destinasi wisata. Adakah keajaiban dunia yang dijadikan destinasi wisata? Wah, pastinya ada, yang kita kenal sebagian besar keajaiban dunia seperti Menara Eifel di Paris, Tembok Besar di China, Taj Mahal di India, Candi Borobudur di Yogyakarta, Indonesia.

Indonesia? Jika berbicara tentang Indonesia, Indonesia sangatlah beragam dari mulai bahasa daerah, suku, seni, dan budaya tersebar dari Sabang sampai Merauke, begitu juga dengan destinasi wisatanya, banyak sekali yang terkenal diantaranya Bali, Lombok, Manado, Papua, Aceh, dan lain sebagainya. Indonesia memiliki keajaiban dunia yang sudah di kenal di dunia ya namanya juga keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur, tapi sebenarnya banyak sekali kalau mau di Eksplore salah satunya adalah Api Abadi ? Wah dimana itu ? Neraka ? Seram sekali, amit-amit ya. Api Abadi yang satu ini beda dari yang lainnya api abadi ini berada di Kayangan Api. Kayangan api adalah destinasi wisata yang terletak di sendangharjo, ngasem, dander, bojonegoro, Jawa Timur. Kayangan api adalah salah satu keajaiban dunia yang belum tereksplore, kayangan api memiliki sumber api abadi yang tak kunjung padam yang terletak di kawasan hutan lindung. Api ini tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun. Biaya untuk memasuki khayangan api hanya Rp. 7500 dan Rp.1.000 untuk asuransi jiwa. Sungguh terjangkau ya harga tiket masuknya apalagi juga terdapat asuransi jiwanya.  

            Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari Kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Sumber Api, oleh masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengkubuwana X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani oleh siapapun.

Dan pada hari-hari tertentu terutama pada hari Jum'at Pahing banyak orang berdatangan di lokasi tersebut untuk maksud tertentu seperti agar usahanya lancar, dapat jodoh, mendapat kedudukan dan bahkan ada yang ingin mendapat pusaka. Acara tradisional masyarakat yang dilaksanakan adalah Nyadranan (bersih desa) sebagai perwujudan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Pengembangan wisata alam Kayangan Api diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi dan akomodasi yang memadai.

Tidak hanya itu di kayangan api juga ada “pohon cinta”. Pohon cinta merupakan dua pohon besar yang bergabung jadi satu membentuk semacam gerbang. Konon ini adalah gerbang ke kayangan. Wah Ajaib sekali kan? Katanya sih, pasangan yang melewati "gerbang" Pohon Cinta ini, akan langgeng alias cinta pasangan akan abadi. Disekitar Pohon Cinta ini, juga disediakan tempat duduk yang sudah dibangun. Jadi kita bisa berfoto ria disana dengan pemandangan pohon-pohon yang sangat asri.

Selain terdapat sumber api abadi dan pohon cinta, disekitar lokasi juga terdapat semburan air bercampur lumpur yang mengandung belerang. Sumber mata air ini kelihatan panas jika dilihat tapi dingin jika disentuh, sehingga yang biasa disebut masyarakat sebagai air blukuthuk, karena menyerupai air mendidih. Dan konon, “air blukuthuk” di percaya masyarakat sekitar maupun pengunjung dapat menyembuhkan segala penyakit seperti sakit gigi dan gatal – gatal, dan dianggap dapat membawa keberuntungan bagi mereka yang datang memintanya.


Anugerah Dwi Fitriani
Usaha Jasa Pariwisata 2015


Tetap Eksis Walaupun Media Nya Sudah Hampir Ditinggalkan #KATAUNJ12

Badan Penyelenggara Radio Siaran  ERA FM UNJ adalah sebuah radio komunitas yang berada di bawah naungan Univesitas Negri Jakarta. Berbasis radio kampus. Dapat dilihat dari namanya saja  EraFM yang berasal dari educational radio, berarti radio pendidikan. Keseharian mereka menyiarkan sebuah meda informasi, komunikasi, dan pendidikan yang objektif, mendidik, menghibur, dan ikut serta mencerdaskan masyarakat UNJ.  Nah, di situ juga kita bisa dapet informasi tentang event-event musik dan acara acara anak muda lain nya.
Walau  media radio ini sudah jarang yang menggunakan dan hampir di tinggalkan itu tidak melunturkan semangat para Crew EraFM untuk melakukan kegiatan siaran . Radio komunitas ini juga sangat gencar melakukan pendekatan terhadap Edufriend sebutan pendengar mereka melalu media sosial.
Siapa bilang radio itu akan mati? Buktinya masih banyak yang kehilangan radio ketika radio dimatiin sama Presiden RI kemarin tuh. So, #RadioGueGaMati juga menjadi bagian dari Era FM yang bisa dibanggakan karena masih banyak yang menantikan Era FM terus mengudara pada frekuensinya. Tetap eksis di tengah pesaing-pesaing visual yang semakin menunjukan taringnya, radio akan terus menjadi pilihan no.1 di hati masyarakat Indonesia.


Dian Atilla Saputra

Fio 2015

Senin, 01 Januari 2018

Namun, Apakah Kita Siap? #KATAUNJ11

72 Tahun sudah Indonesia merdeka. Namun, apakah kita merasakan apa arti ‘kemerdekaan’ itu?. Sejarah mencatat Indonesia melepaskan kekangan dari penjajahan dengan memerdekakan diri sendiri saat itu. Namun kini, apakah kita masih merasakan kemandirian dari perjuangan tak kenal belah kasih itu?. 89 tahun yang lalu para pendahulu kita bersumpah bahwa Bangsa Indonesia satu. Namun sekarang, apakah kita masih terasa ‘satu’?

Sungguh miris ketika kita menengok kebelakang melihat perjuangan para pahlawan Bangsa yang berkorban apapun demi Bangsa, namun apakah kita sadar saat ini kita malah berkorban demi apapun meskipun Bangsa yang dikorbankan. Terlalu ironis ketika tanah yang diperjuangkan secara bersama-sama untuk kemaslahatan Bangsa, namun kini tanah yang diperjuangkan ternyata ‘masih’ bukan milik kita. Menyedihkan memang ketika semangat yang dahulu digunakan sebagai bahan bakar pemersatu Bangsa, namun sekarang semangat itu digunakan untuk memecah belah Bangsa.
           
Apakah kita masih bisa tertawa ketika kita menyadari bahwa saat ini setiap tawa kita menzalimi setiap tetes darah pendahulu kita?. Masih bisa ternyenyak meski sadar sudah mendustakan sumpah para pendiri Bangsa?. Menyia-nyiakan setiap nyawa yang dikorbankan demi hari ini?. Apakah masih mau berusaha menutup mata meski realita pedih ada didepan kita?. Menutup telinga meski jeritan kenyataan menggelora disekitar kita?. Menutup hidung meski bau-bau kebusukan penoda kesatuan Bangsa hadir didepan batang hidung kita?. Apakah kita mau tetap diam saja dengan kondisi seperti itu? Apakah kita sudah tidak punya hati untuk tergerak? Apakah hati juga kita ‘gadaikan’ seperti Bangsa saat ini?

Ada dua pilihan saat ini. Hanya diam dan menerima ‘seperti’ orang bodoh atau memilih melawan karena tahu kita bodoh. Atau malah menjadi orang bodoh dengan menambah satu pilihan lain yaitu masa bodoh saja pura pura jadi orang bodoh. Namun, apakah kita siap untuk itu? Memilih antara diam, melawan atau menetapkan diri menjadi simbol kebodohan itu.  Selalu ada pilihan-pilihan lainnya, selalu ada alasan dan alibi yang bisa dipilih untuk menyangkalnya. Namun, apakah kita siap untuk apa yang kita pilih?. Pilihlah, untuk dirimu? atau untuk Bangsamu?


Iqbal Syafputra
Pendidikan Teknik Elektro

2015

Jumat, 08 September 2017

Jadi Mahasiswa Baru? #KATAUNJ9

17 Agustus 2017, telah genap 72 tahun usia negeri ini. Selain itu, tepat di tanggal 17 Agustus 2017, Universitas Negeri Jakarta telah menyambut 6 ribu mahasiswa baru dari berbagai macam fakultas dan prodi yang berbaur menjadi satu dalam Rangkaian Briefing Masa Pengenalan Akademik (MPA) yang dilaksanakan pada hari Kamis tersebut.

            Mahasiswa – mahasiswi yang membawa ‘semangat baru’ karena berhasil melewati persaingan ketat bersama ratusan ribu pendaftar PTN dan berhasil lolos menjadi salah satu mahasiswa resmi perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Negeri Jakarta. Tentunya para mahasiswa baru ini menyebarkan aura positif dari kebahagiannya yang telah menjadi bagian dari Civitas Akademika UNJ.

Jadi mahasiswa baru atau lebih seringnya disebut ‘maba’ ini memang kerap menimbulkan rasa penasaran bagi diri mereka sendiri. Penasaran bagaimana sih dunia perkuliahan itu. Belum lagi para maba yang memang mengidam-idamkan menjadi seorang ‘mahasiswa’. Padahal kata ‘mahasiswa’ tentunya berbeda dengan siswa. kata ‘maha’ di depannya membuat makna dari mahasiswa itu sendiri bukanlah hal yang biasa.

            Namun perkaranya kini, memasuki dunia perkuliahan bukanlah hal yang sulit maupun mudah. Mahasiswa baru perlu menyesuaikan diri dengan time management yang pastinya berbeda dengan di SMA. Perlu juga memahami perbedaan sistem perkuliahan dengan sekolah. Memilah organisasi-organisasi kampus, entah itu opmawa maupun ormawa. Banyak pula perubahan – perubahan yang harus disesuaikan dengan pribadi masing-masing.

Pada akhirnya, semua kembali ke diri masing-masing. Bagaimana self – management dan buatlah target yang ingin dicapai sebagai acuan menghadapi dunia kampus ini.



Fikri Khoerani

Kamis, 31 Agustus 2017

Dunia Kampus #KATAUNJ8

Ketika kita lulus dari Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, kita selalu berpikir kemana kaki kita akan melangkah, kemana kita akan melaju. Mungkin sebagian akan memilih untuk bekerja dan ada yang memilih untuk kuliah, ya kuliah, apa itu kuliah? apakah sama dengan sekolah? dahulu sebagai anak yang baru lulus sekolah dan memilih untuk berkuliah pasti akan bimbang dan bingung jurusan apa yang akan diambil, terkadang ketika sudah masuk kuliah ada yang mengambil jurusan tidak sesuai dengan keinginan hati, ada yang mengikuti kemauan orang tua, ada juga yang mengikuti teman. Di dunia kampus ini, banyak sekali orang yang salah jurusan, entah karena orangnya ataupun karena jurusan yang diambil? Ya mungkin itu hanya diri sendirilah yang bisa menjawabnya.

Apa yang harus di lakukan ketika kita akan masuk kuliah? Alangkah lebih baiknya kita memikirkan secara matang jurusan yang akan kita ambil, apalagi kita terjebak di jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Berusahalah untuk mecintai jurusan yang kita ambil apa adanya, dan jalanilah dan motivasilah diri sendiri untuk terus maju dan menjalaninya, karena ketika kita benar-benar berusaha pasti akan baik hasilnya. Lalu, bagaimakah dunia kampus sebenarnya? Dunia kampus sangatlah luas, disini kita bertemu banyak teman dari berbagai jurusan yang berbeda, latar belakang berbeda, suku , budaya yang berbeda pula, di dunia kampuslah kita harus bisa bersikap toleransi, menerima dan bisa memahami setiap kebudayaan agar kita bisa bergaul dan berteman dengan siapa saja. Kita juga akan banyak menemui mahasiswa yang beranekaragam  dari yang julukannya kupu-kupu (kuliah pulang), kura-kura (kuliah rapat), kunang-kunang (kuliah nangkring) ya begitulah julukan bagi mahasiswa di kampus. Sebenarnya itu tergantung dari diri kita sendiri bagaimana cara kita untuk meng-exsplore diri kita sendiri, karena disitulah kita beranjak dewasa untuk menggapai cita-cita yang akan kita gapai.

Lalu, bagaimana cara meng-exsplore diri kita di dunia kampus? Banyak sekali cara untuk meng-exsplore diri kita di dunia kampus yaitu dengan kita kuliah prinsip 3S (santai, serius, sukses). Kuliah tidak harus serius-serius dan jangan terlalu santai yang penting kita fokus terhadap apa yang akan kita capai, kita juga bisa mengikuti organisasi di dalam atau bahkan di luar kampus sesuai apa yang kita inginkan, bergaul dengan siapa saja tetapi kita juga harus tau akan batasannya. Mulai dengan hal-hal yang kecil untuk meng-exsplore diri kita, karen dari suatu hal yang kecil akan berubah menjadi suatu hal besar nantinya. Ya itulah sepenggal kata tentang Dunia Kampus. Kenalilah diri kita, berusahalah untuk menjadi yang terbaik walaupun kita belum bisa memberikan yang terbaik setidaknya kita sudah mampu mencoba dan berusaha.

Anugerah Dwi Fitriani

Usaha Jasa Pariwisata 2015

Mahasiswa Jangan Asal Aktif #KATAUNJ7

Satu hal yang bikin kuliah asyik dibanding sekolah adalah kebebasan. Kebebasan untuk ikut apa aja (tanpa harus jadi pengurus OSIS dulu) dan juga karena banyak dari mahasiswa tinggal di kost, mobilitas diri makin leluasa dan memungkinkan kita untuk jalan - jalan tanpa harus menunggu izin orang tua. Nah, karena kuliah itu juga salah satu cara mempersiapkan masa depan maka coba manfaatkan kegiatan kamu agar punya manfaat yang maksimal untuk pengembangan dirimu.

Ikuti tujuan kuliah kamu, jangan pernah bilang “Belum tahu nih jadi apa nanti abis wisuda.Karena akan susah ngembangin diri kamu kalau tujuan kamu aja kamu ga tahu, oh ya ga semua skill harus kamu kuasai! Kamu ga perlu (atau tepatnya ga mungkin) jadi orang yg sempurna dan bisa semua hal dari ngedit foto dan poster sampai ngebantu penelitian dosen sembari jadi ketua acara mahasiswa dan merangkap ketua himpunan mahasiswa dengan titel anggota BEM. Yang penting adalah kamu punya skill yang sesuai di dunia kerja nanti. Plis banget jangan ngasal juga karena senior pun ga akan suka sama mahasiswa baru yang kebanyakan acara, ini karena kamu jadi nggak fokus sama kerjaan kamu, terlalu banyak kepanitiaan di awal juga bisa bikin kesempatan yang datang ke kamu berkurang karena kamu dianggap terlalu sibuk untuk terima kerjaan baru yang mungkin lebih bergengsi hehe.

Btw, kalau kamu mau punya posisi yang bagus, jadilah orang yang gampang diajak bekerja sama dan asyik, cantik/ganteng itu plus poin tapi kebanyakan senior kalau memilih bawahan selain dari kecakapan juga dari kecakepan dan keasikan anaknya hehe.


Atika Azmi Purnama

Tata Boga 2014

Sabtu, 01 Juli 2017

Apa yang Anda Pikirkan? #KATAUNJ6

Kalimat tersebut sering kali kita baca dimedia sosial atau sering juga kita tanyakan pada diri kita sendiri. Sebagian besar orang sering kali bertanya-tanya apa yang sedang ia pikirkan, namun sebagian orang juga merasa kesulitan menggungkapkannnya baik secara verbal maupun nonverbal.

Padahal banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menggungkapkan apa yang kita pikirkan, salah satunya adalah menulis. Jika kebanyakan orang sulit untuk menggungkapkan ide, kritik ataupun saran kepada seseorang atau kepada lembaga tertentu secara verbal (bicara) yang mungkin disebabkan karena satu dan lain hal, maka cara terbaik adalah menuliskannya (non verbal).

Di UNJ juga telah ada FIDE atau forum ide kita, menurut saya FIDE merupakan forum yang bagus untuk mahasiswa UNJ agar dapat menggungkapkan ide, kritik atau saran dengan menulis, namun sepertinya FIDE kurang diminati mahasiswa, entah karena broadcast yang tidak tersampaikan dengan baik, atau memang dari mahasiswa itu sendiri yang kurang berminat.

Hal ini perlu dibenahi, kita perlu merubah pola pikir kita bahwa menulis bukanlah sesuatu yang sulit, hal ini bisa dimulai dengan menuliskan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan di buku diary, menuliskan apa yang kita inginkan dikemudian hari, menceritakan semua isi hati, atau bisa juga membuat cerita tentang berbagai hal yang kita impikan.

Lambat laun kita akan terbiasa menulis, belajar menulis yang baik, belajar menggungkapkan ide, kritik atau saran lewat menulis, dan juga belajar menuliskan opini tentang suatu hal dimasyarakat.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” kata Pramoedya Anata Toer.


Rosita
PGPAUD 2015


Minggu, 21 Mei 2017

Mahasiswa Berprestasi #KATAUNJ5

Menjadi mahasiswa yang berprestasi tentunya menjadi dambaan bagi semua mahasiswa di Indonesia bahkan di seluruh dunia ya? Selain kita dapat mengharumkan nama universitas dan membanggakan nama orangtua, kita juga dapat membuat rekam jejak hidup kita lebih menarik di mata orang lain maupun kelak di perusahaan tempat kita akan bekerja, sehingga dapat memotivasi orang lain juga. Menjadi mahasiswa berprestasi merupakan suatu penganugrahan tertinggi bagi seorang mahasiswa, untuk itu pastilah akan membuat mahasiswa bersemangat untuk meraih prestasi karena butuh tekad dan perjuangan yang besar untuk meraihnya.

Di Universitas Negeri Jakarta pun banyak sekali mahasiswa yang berprestasi dari berbagai bidang.  Univeristas Negeri Jakarta pun telah memfasilitasi dengan berbagai program bagi mahasiswa yang memiliki prestasi dibidang akademik maupun non akademik.

Tidak sedikit mahasiswa yang ingin berprestasi karena kagum oleh deretan sosok-sosok yang menjadi pembicara diacara seminar atau kegiatan pelatihan yang didakan oleh fakulutas di Universitas Negeri Jakarta. Namun, ada juga yang mengagumi orang-orang sukses lainnya. Didalam hati kecil mereka mungkin berkata “Wah kapan ya bisa kaya gitu?” atau “Saya harus menjadi seperti dia tahun depan”. Dari sinilah awal tekad mahasiswa ingin berprestasi di kampusnya.

Memang, menjadi mahsiswa berprestasi tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tapi justru itulah letak tantangannya yang membuatnya terus semangat. Karena itu, posisi menjadi pemenang diantara yang lain adalah suatu kebanggaan bagi diri sendiri tentunya.

Buat kamu-kamu yang bertanya, gimana sih caranya menjadi mahasiswa berprestasi, dan apa sih enaknya menjadi mahasiswa berprestasi? Yuk kita lihat jawaban dari mahasiswa-mahasiswa berprestasi di Universitas Negeri Jakarta.
Ahmad Gabriel – Fakultas Ilmu Pendidikan 2014
(Finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Jakarta 2017)
“Dengan Ingat tujuan utama kuliah, jadikan akademik sebagai prioritas, manajemen waktu yang baik, lawan prokrastinasi dan berdoa sambil meminta restu orangtua sehingga sekarang saya bisa menjadi mentor dan motivasi orang terdekat, saya jadi tau bahwa selalu ada langit diatas langit dan kebahagiaan buat tersendiri dan membanggakan orangtua”

Ivan Rizky Pratama – Fakultas Bahasa dan Seni 2015
(Duta UNJ 2017, Finalist Next Young Promising Designer 2017 & Peserta Jakarta fashion and Food Festival)
“Jangan pernah diam, lakukan sesuatu sesuai apa yang kita suka, jadikan prestasi orang lain sebagai motivasi, jangan terlalu lama betah di zona nyaman, lakukan hal baru dengan begitu kita akan punya penghargaan, bisa tau kemampuan kita sejauh apa dan jadi punya bekal dimasa depan”

Ummasa – Fakultas Ekonomi 2014
( Finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Jakarta 2017)

“Ketika kalian sudah memasukan “Menjadi Mahasiswa Berprestasi” menjadi Dream List kalian, maka kalian harus mulai mencoba langkah demi langkah memulainya seperti mengikut berbagai macam lomba. Sehingga impian kalian bisa tercapai dan mencoret salah satu Dream List dan membanggakan Orangtua.”


Marin Dwi Pamungkas
Pendidikan Tata Niaga 2014

Menolak Hoax, Tingkatkan Kualitas Diri #KATAUNJ4

Maraknya berita dan informasi tidak jelas atau yang sering kita kenal berita hoax, membuat kita berpikir bahwa sebagai masyarakat harus lebih cerdas dalam menyaring kembali berita dan segala informasi yang muncul.  Terlebih, di dunia maya kini sedang dilanda berita dan informasi yang berisi fitnah, hoax, dan hujatan yang hampir tidak ada habisnya.

Menurut kementerian Komunikasi dan Informatika RI, pada akhir 2016 terdapat 800 situs yang diduga menjadi penyebar hoax, berita palsu dan ujaran kebencian. Berita tersebut tersebar bagaikan virus melalui berbagai media, Facebook, grup-grup Whatsapp dan media lainnya. Jempol tangan tanpa henti mengamini setiap berita yang datang tanpa verifikasi dan kemudian membantu menyebarkannya. Kenyataannya, hal tersebut dapat merusak citra seseorang bahkan merusak suatu persahabatan dan persaudaraan yang ada di lingkungan kita.

Aksi menebar kabar hoax adalah suatu keburukan, bukan mendapat pahala malah mendapat dosa. Artinya seseorang yang menebarkan kabar hoax, sengaja menanamkan keburukan dalam dirinya dan orang lain hanya untuk meningkatkan popularitas tanpa adanya kreativitas di dalam akal dan pikirannya. Hal itulah yang membuat seseorang tidak memiliki rasa empati kepada sesama. Dunia maya sejatinya digunakan untuk hal-hal yang positif, tempat informasi, tempat semua orang berkreativitas menuangkan isi pikiran yang biasanya tak nampak di dunia nyata.

Kita sebagai masyarakat khususnya pemuda-pemudi harus menjadi generasi yang memiliki jiwa empati, kreatif, dan inovatif bukan menjadi generasi pembohong yang memberikan keresahan bagi masyarakat.

Di zaman digital seperti ini, persaingan semakin sengit, kita sebagai masyarakat perlu meningkatkan kualitas diri, menjaga sikap, menjaga kata-kata di medsos agar tak melukai sesama. Jangan cepat merasa puas jika kita pernah menebar kebaikan, manfaatkan jejaring sosial untuk bersinergi meningkatkan kreativitas dan produktivitas yang positif. Teruslah menebar informasi yang bermanfaat, jangan menyerah hanya karena hujatan dan cacian. Sesungguhnya setan pun tidak pernah menyerah dalam menggoda iman dan hati manusia hingga hari kiamat.


Muhammad Farhan

Matematika 2015

Sabtu, 29 April 2017

Kampusnya Calon Pengusaha #KATAUNJ3

Bagi kamu mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, pasti kamu udah gak asing lagi dengan mahasiswa - mahasiswa yang suka berjualan di sekitaran Universitas Negeri Jakarta. Beberapa dari mereka ada yang berjualan karena praktek dari mata kuliahnya, untuk dana usaha kegiatan di organisasi atau bahkan ada yang untuk pribadi. Sering kita jumpai di daerah Plaza UNJ, Terbuk UNJ, BAAK dan pendopo-pendopo dikala waktu pagi, siang dan sore hari.

Sebagai mahasiswa, pasti banyak banget pengeluarannya, dari pas kerjain tugas, ngumpul bareng temen sejurusan, atau ngumpul di temen-temen organisasi atau ya kaya itu tadi, beli jajanan di UNJ. Bisa dibilang, pemasukan mencekik, pengeluaran membengkak.  Bisa tambah bikin stress yah. Nah, guys, udah saat nya kita bangun dari keterpurukan saat ini.

Dilihat dari hal-hal kecil kaya tadi, sepertinya memang menjadi pengusaha itu sebenarnya mudah ya, asal memanfaatkan peluang yang ada. Universitas juga sudah menyediakan fasilitas - fasilitas untuk menampung kreatifitas mahasiswa UNJ untuk menjadi pengusaha kecil. Universitas Negeri Jakarta pun memiliki program (Program Mahasiswa Wirausaha) PMW dan UNJ Corner sebagai tempat untuk menyalurkan kreatifitas mahasiswa yang ingin berwirausaha dan mempunyai ide dalam berwirausaha.

Di UNJ  sendiri sudah banyak tempat-tempat usaha yang dibuka sebagai tempat praktik dalam pembelajaran dalam berwirausaha. Mendasar pada misi UNJ, beberapa fakultas  menyediakan sarana dan prasaran yang bisa menghasilkan keuntungan untuk mahasiswa pribadi. Misalnya beberapa fakultas adalah Fakultas Ekonomi, terdapat “Econodot” dan “Economart” yang dijadikan tempat magang mahasiswa, Di Fakultas Teknik ada Pendidikan Tata Boga dengan “Terrace Cafe” dan “Beranda Resto and Pastry”, Pendidikan Tata Rias yang memiliki “Taris Salon”, Pendidikan Tata Busana yang memiliki Butik, dan ada juga Jurusan Seni Rupa yang memiliki tempat usaha “Laboratory”.

Sebagai Mahasiwa Universitas Negeri Jakarta, kita harusnya bangga memiliki teman-teman sekampus yang punya kreatifitas tinggi dan jiwa pengusaha. Alumni-alumni UNJ juga sudah banyak yang menjadi wirausaha muda dan menekuni duniannya tersebut. Jika tidak dari fakultas, organisasi pun juga bisa menyalurkan ide kreatif usaha kamu, misalnya Organisasi Eka Citra yang menjual beragam keperluan mendaki.

`           Nah buat kamu, yuk kita manfaatkan peluang yang ada, jangan sampai kita tenggelam di era yang semakin maju ini.


Vanya Suksma R

FE 2014

Our Blog

Our Team

GENERAL MANAGER
MAINBOARD
VICE GM
MAINBOARD
SECRETARY
MAINBOARD
TREASURER
MAINBOARD
CREATIVE
DEPARTMENT
PUBLIC RELATIONS
DEPARTMENT
LOGITECH
DEPARTMENT
HUMAN RESOUCES
DEPARTMENT
ON AIR
DEPARTMENT
PRODUCER
DIVISION
MUSIC DIRECTOR
DIVISION
NEWS DIRECTOR
DIVISION
OPERATOR
DIVISION
AUDIO PRODUCTION
DIVISION

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878