Roadshow film dan bedah buku "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck |
Sabtu, 30 November 2013
Senin,
11 November 2013 kemarin, Gedung Sertifikasi Guru lantai 9 UNJ didatangi oleh
tim Soraya Intercine Films untuk mengadakan promosi film Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck. Film ini menceritakan tentang kisah cinta yang dengan latar belakang
tahun 1930-an antara adat dan budaya Minang dan Makassar. Selain itu dikaitkan
dengan peristiwa tenggelamnya kapal Van der Wijck. Film ini dibintangi oleh
Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza Rahardian.
Film
“Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” ini diadaptasi dari novel dengan judul yang
sama karya Penulis Besar Haji Adbul Malik Karim atau yang lebih dikenal dengan
HAMKA. Novel ini pertama kali ditulis oleh Hamka sebagai cerita bersambung
dalam sebuah majalah yang dipimpinnya. Novel ini bercerita mengenai Zainuddin
(Herjunot Ali) yang diasingkan dari Batipuh karena dianggap tidak memiliki
pertalian darah karena meskipun ayahnya Minang, tapi ibunya berasal dari Bugis.
Akibatnya Zainuddin merasa terasing dan ia kerap mencurahkan isi hatinya
melalui surat kepada Hayati (Pevita Pearce). Setelah Zainuddin dan Hayati mulai
jatuh cinta, tetapi Hayati harus menikah karena keluarganya telah sepakat untuk
menerima pinangan dari Aziz (Reza Rahardian) yang notabene murni keturunan
Minang dan berasal dari keluarga terpandang.
Run to be a Broadcaster |
Banyak
orang yang ingin terjun ke dunia broadcast
tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Oleh karena itu, Run to be a
Broadcaster ingin mengajak mahasiswa UNJ yang ingin mengenal lebih dalam dunia broadcasting.
Run
to be a broadcaster, adalah acara serba-serbi mengenai dunia broadcast yang
diselenggarakan oleh 3 UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNJ yaitu, KMPF, Sigma TV,
dan Era FM. Acara tersebut berlangsung pada Minggu, 10 November 2013 bertempat
di Gedung Sertifikat Guru lantai 9 UNJ. Sekitar pukul 09.00 WIB acara dimulai
dan dihadiri kurang lebih 100 orang peserta.
Bukan
hanya membahas seputar dunia broadcast, acara ini juga menyuguhkan hiburan yang
menyegarkan seperti, stand up comedy,
live acoustic, nonton film bareng,
dan yang terakhir adalah lomba untuk memperebutkan hadiah uang senilai Rp.
500.000,00. Untuk dapat membawa pulang hadiah uang senilai Rp. 500.000,00
seperti telah disebutkan di atas, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk kemudian menyelesaikan sebuah misi dari panitia, dalam lomba ini hanya
ada satu kelompok yang berhak memenangkan hadiah itu.
Dominique Sawii dalam workshop producer |
Hari
kedua seminar dan workshop Radioventure 2013 berlangsung di perpustakaan UI.
Pada seminar itu mengangkat tema “How to be part of Radio Industry” yang
dijelaskan oleh Octaviyanti Coster. Dalam industri radio tentu ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi jika benar-benar ingin bergabung. Setiap
industri radio juga memiliki kualifikasi yang berbeda mulai dari struktur
organisasi hingga musik yang diputar.
Setelah
itu ada Workshop Producer dan Workshop Announcer yang diadakan di
tempat berbeda. Dalam workshop Producer
dengan tema “Captain of the Radio Show” menghadirkan pembicara Dominique Sawii.
Dia menjelaskan bahwa dibalik kesuksesan penyiar dalam siaran ada seorang
kapten yang bertugas mengatur segala hal untuk disiarkan. Untuk itulah sebagai
produser, kita dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan satu ide. Bukan hanya
itu, produser juga memegang kendali penuh saat penyiar sedang siaran. Jika penyiar
salah dalam menyampaikan informasi maka yang pertama kali disalahkan adalah
kapten.
Andhari Agustien (Announcer of Prambors Radio) dan Radhini (Announcer of Trax FM) |
Kemudian
ada workshop Announcer yang
menghadirkan Andhari Agustien (Announcer of Prambors Radio) dan Radhini
(Announcer of Trax FM). Tema yang diangkat “The Untold Story Behind The Mic”.
Andhari menceritakan awal karirnya pada tahun 2004 sebagai penyiar di Prambors
Radio hingga saat ini. Ia membawakan program DJ kamu dan Single DJ di Prambors
Radio. Ia juga merupakan seorang mc, voice
over talent, dan founder of nyobasiaran.com
pada tahun 2012. Topik yang diberikan Andhari kepada peserta adalah The difference to bring hard news & soft
news, Interview remarkable/important
people, Explore your talent, dan My stories of being announcer.
Apa
yang kalian tahu dari radio? Penyiar? Musik? Ya. Memang tidak salah jika kalian
mengenal penyiar dan musik ketika mendengarkan radio. Padahal banyak sekali
orang-orang yang bekerja dalam radio selain penyiar. Untuk itu RTCUI mengajak
kalian untuk mengenal lebih dalam tentang radio. Dalam rangkaian acara
Radioventure 2013 yang diadakan selama dua hari, 8-9 November 2013 mengajak
kita sebagai peserta untuk mengikuti seminar dan workshop. Pada hari pertama di Auditorium Pusat Studi Jepang, 8
November 2013, seminar yang mengambil tema “Time Machine” dengan pembicara
Etika Rosemarie mengajak kita kembali pada masa-masa radio dulu. Dulu radio
menjadi media paling penting dalam menginformasikan berita. Fungsi radio masih
sama hingga sekarang meskipun banyak media lain seperti televisi, media sosial,
yang tidak kalah cepat menginformasikan berita. Namun, tetap saja radio punya
pendengar setianya. Selain menyuguhkan lagu-lagu lawas maupun lagu terkini,
radio tetap dinanti.
Setelah
seminar, ada dua workshop yang
diadakan pada jam bersamaan. Peserta bisa memilih, ingin mengikuti Workshop Reportase atau Music Director. Workshop dimulai pukul 13.00 WIB secara bersamaan. Dalam workshop
reportase menghadirkan pembicara Arin Swandari yang secara langsung memberikan
materi tentang reportase di radio. Dengan tema “Journey to the Center of Radio
Journalism” mengajak peserta untuk mendalami jiwa reporter. Dijelaskan oleh
Arin bahwa seorang reporter harus selalu tanggap terhadap keadaan. Reporter
radio harus mampu menjadi mata dan telinga dari pendengar. Selain itu kecepatan
dan keakuratan data seorang reporter juga dinilai. Jangan sampai kita salah
menginformasikan sesuatu. Reporter tidak terlepas dari tulisan. Tulisan itulah
yang bisa dibacakan penyiar untuk disampaikan kepada pendengar. Metode yang
dipakai adalah KISS (Keep It Short and Simple).
Kamis, 21 November 2013
kiri: Nur (reporter), Mahdavi (penulis buku). Ulfa (reporter) |
06/11/2013. Buku ini menceritakan tentang
seorang feminisme yang bernama Charlotte Melati Neumuller yang kemudian menjadi
seorang mualaf. Di dalam dunia feminis itu sebenarnya banyak propaganda yang
menyudutkan umat Islam terutama pada tatanan umat Islam yang merendakan kaum
perempuan. Selain itu muncul pandangan bahwa melegalkan kekerasan terhadap kaum
perempuan sebagai pelopor poligami. Dalam buku itu Mahdavi mengupas tuntas
tentang berbagi prespektif tentang tatanan Islam yang sesungguhnya yang bukan
berasal dari berbagai propaganda. Kajian utama buku ini berasal dari Al-Quran
dan Hadist.
Tujuan dari membuat buku ini adalah untuk
membuat prespektif kepada dunia luas bahwa tatanan Islam sangat memberikan
penghormatan tertinggi kepada perempuan dalam islam. Islam tidak mengenal kata
feminisme. Bahkan antara laki-laki dengan perempuan tidak untuk bersaing tetapi
untuk menjadi penolong bagi yang lain dan saling melengkapi.
Sasaran utama dari buku ini menurut penulis
sebenarnya universal bisa siapa saja yang membaca karena penulis menulis buku
ini secara sederhana dari hati. Buku ini bisa dibawa oleh kaum muslim bahkan
kaum non-muslim sekalipun. Dan untuk kaum muslim penulis ingin meyampaikan Islam
untuk memahami dan tidak memandang sebelah mata terhadap tatanan Islam.
Di sini Mahdavi menceritkan bahwa orang yang
bersujud atau ratu yang bersujud akan dimuliakan oleh Allah karena dia memerdekakan
orang yang bersujud. Dalam buku “Ratu yang Bersujud” ini ada 3 karakter yaitu :