Kegiatan mengajar di panti asuhan Kampung Melayu |
Sabtu, 25 Januari 2014
Siapa
yang tidak ingin meraih kesuksesan di usia muda? Tentu jalan menuju kesuksesan
tidaklah mudah. Nah, mumpung masih muda apalagi masih mahasiswa, banyak banget
hal-hal positif yang bisa kita lakukan. Kalau kalian merasa bosan dengan
kegiatan kuliah yang itu-itu aja, coba cari kegiatan di luar kampus yang
bermanfaat. Salah satunya ikut komunitas Young On Top Campus Ambassador.
Young
On Top adalah sebuah komunitas yang berisikan duta kampus dari berbagai
universitas di Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh penulis buku Young On
Top, Billy Boen dengan tujuan untuk menginspirasi anak-anak muda untuk meraih
sukses di usia muda. Nah, salah satu mahasiswa UNJ, Oktaviatun Kusumarani dari
FIP ikut bergabung dalam komunitas ini. Berawal dari menang kuis #YOTMetroTV kemudian
mendapatkan hadiah buku YOT New Edition. Setelah membaca buku tersebut, Via -panggilan
akrab- mulai tertarik dan mulai searching tentang komunitas itu (YOT). Dan yang
membuatnya semakin tertarik adalah program mentorship untk mahasiswa bernama YOT
Campus Ambassador.
“Pendaftaran
YOT CA sekitar bulan April. Gue coba apply. Terus ternyata lolos. Abis itu masih
ada serangkaian seleksi lagi. Calon YOT CA disuruh buat essay sepanjang 1000
kata dgn tema yg beda setiap minggunya. Ini berlangsung selama 4 minggu. Engga
boleh telat semenit pun. Kalo telat, langsung di diskualifikasi.” Ujar Via berbagi
pengalamannya.
Calon
YOT CA yang lolos test essai akan mendapatkan panggilan interview. Interview itu
dilakukan oleh mentor-mentor YOT, yaitu Mas Billy Boen, dkk. YOT sangat
mengajarkan disiplin waktu termasuk saat interview.
Calon YOT CA tidak boleh datang telat. Telat semenit saja langsung
diskualifikasi. Setelah interview,
sekitar 1-2 minggu kemudian pengumuman lolos sebagai YOT CA dari UNJ.
Korupsi
adalah musuh terbesar bangsa Indonesia saat ini. Dampak korupsi sangat
merugikan bangsa Indonesia. Untuk itu, sebagai anak muda perlu peduli terhadap
bahaya dan dampak korupsi demi membangun Indonesia yang lebih baik tanpa
korupsi. Tentu banyak cara untuk melawan korupsi, salah satunya adalah jujur
dan berani dari diri sendiri dalam bertindak dan berperilaku.
Jika
kalian tidak suka dengan ketidakadilan, bergabunglah dengan anak muda lainnya
dalam SPEAK. SPEAK merupakan rumah bagi anak muda yang berkomitmen mendorong
terwujudnya Indonesia baru tanpa korupsi. Berdiri sejak 2 Juli 2010 dan
didukung lebih dari 5000 anak muda se-Indonesia. Cita-citanya adalah membangun
Indonesia Baru Tanpa Korupsi adalah komitmen bersama yang dipegang anak-anak
SPEAK melalui SPEAK Oath atau Janji SPEAK.
Berawal
dari IYC tahun 2011, Suci Lestari, mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan UNJ
tergabung dalam SPEAK. Saat itu SPEAK mengisi salah satu sesi yaitu sesi anti
korupsi. Tertarik bergabung karena kesamaan fokus isu kajian dan tidak suka
ketidakadilan seperti korupsi membuat Suci tergerak untuk mendaftarkan diri.
Setelah interview pada Februari 2011 resmi jadi SPEAK Active.
SPEAK
menjunjung tinggi asas egaliter. Jadi tidak ada ketua tetapi disebutnya
koordinator. Yang membawahi beberapa biro seperti sekretaris, bendahara,
pengembangan internal, humas, dan beberapa program seperti Speak Goes to School (training OSIS SMA untuk transparansi dan
akuntabilitas organisasi), Speak
Institute & Aksi Kita (training dan workshop inisiatif anti korupsi
bagi individu terpilih, calon young changemakers Indonesia usia 16-25 tahun), Speak Forum (diskusi bulanan terbuka
untuk umum tentang sejarah gerakan, seni, budaya, sosial, dan politik anak
muda), dan SPEAKFEST (konser musik
dan pameran komunitas seni tahunan).
Tanpa
harus menunggu menjadi orang kaya, kita bisa loh saling berbagi. Berbagi tidak
harus dengan uang, bisa dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Yang penting
kita ikhlas berbagi dengan apa yang kita punya. Salah satu bentuk berbagi lewat
pendidikan melalui YAFI (Youth’s Act For Indonesia). YAFI adalah komunitas yang
bergerak di dunia pendidikan Indonesia yang dibentuk pada 20 November 2011 di
Jakarta sebagai wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi diri pemuda. Foundernya
adalah Juwariyah, mahasiswa Universitas Bakrie. Co-Foundernya banyak, ada Widya
dari PNJ, Rachmat dari STAN, Rabia dari UI, Ayu dari UNJ.
YAFI
bukan mengajar tetapi beraksi dan menginspirasi. Ada tiga sekolah tempat
teman-teman YAFI memberikan materi. Di Pancoran MI I’anatul Falah, Tambora SD
Islam Tambora, dan Petamburan SD Nurani Insani. Sejak kegiatan “Kami Berbakti 2
dan 3” teman-teman YAFI membawakan tema yang berbeda, tidak lagi mengenai
pelajaran sekolah. Ada materi tentang cinta Indonesia, mari menabung, mari
gosok gigi, cinta lingkungan. Sekarang sedang berjalan materi anti korupsi,
anti narkoba, dan kesehatan reproduksi. Sekolah-sekolah yang didatangi adalah
sekolah swasta yang notabene dari keluarga dengan latar belakang ekonomi
rendah. Untuk biaya fotokopi dan lain-lain, YAFI mempunyai donator dari
perusahaan yang menyumbang atau orang-orang terdekat anggota YAFI yang mau
menyumbang.
Mereka
yang tergabung di YAFI adalah kakak-kakak volunteer,
artinya mereka melakukan kegiatan itu ikhlas demi perubahan yang lebih baik
untuk adik-adik. Salah satunya adalah Tetta Suryawati mahasiswa FBS UNJ yang
tergerak untuk melakukan perubahan soial. “Setelah ikut YAFI, perasaannya
senang banget. Tanpa harus menunggu menjadi orang kaya, konglomerat, gue bisa
berbagi yang gue bisa dan gue punya untuk orang lain. Momen jadi manusia
seutuhnya.” Kata Tetta Suryawati.
Identik
dengan warna orange, macan, dan sepak bola. Yup. Itulah Persija Jakarta. Buat
kamu yang cinta sepak bola Indonesia khususnya Persija bisa bergabung dalam
komunitas Orange UNJ. Komunitas ini biasanya mengadakan kopdar pada hari Rabu
di Teater Terbuka. Kegiatan mereka tidak hanya membahas Persija. Mereka juga
mengadakan nobar jika Persija bertanding. Kalau Persija main di Jakarta, mereka
semua nonton bareng di stadion. Kalau main di luar Jakarta biasanya gelar nobar
di UNJ.
Sebagai
sesama pencinta dan pendukung setia Persija, Nugroho Sejati, Mahasiswa FBS UNJ
sangat senang dengan komunitas ini meski tidak bisa ikut bergabung karena
waktunya tersita oleh kuliah dan organisasi. “Teman satu angkatan gue waktu SMA
ikut komunitas ini. Jadi dia suka diajak untuk sama-sama mendukung Persija. Dukung
Persija kan ga harus ikut komunitas pendukung. Gue sebenarnya sering diajak
buat ikut kumpul bareng. Tapi waktu gue udah tersita banyak di organisasi dan
kuliah.” Ujar Nugroho Sejati yang sangat mendukung Persija.
“Pengaruh
komunitas terhadap mahasiswa itu cukup baik. Banyak manfaatnya selain menambah
relasi lintas jurusan/fakultas, komunitas juga berperan sebagai sarana berbagi
pendapat atau pengalaman tentang kuliah masing-masing, secara ga langsung
berperan dalam meredam gesekan antar jurusan/fakultas.” Jelasnya ketika ditanya
manfaat ikut komunitas di luar kuliah.
“Kami
satu jiwa, kami satu cita, kami satu cinta PERSIJA.. Demi kemenangan, demi
kejayaan, demi kesatuan PERSIJA…” –The Jakmania–
Oktiani Endarwati
Jika
kalian suka klub sepak bola luar negeri, khususnya Arsenal, kalian bisa
bergabung dalam komunitas Gooners UNJ. Di sana adalah perkumpulan Gooners yang
mendukung klub sepak bola Arsenal di lingkungan UNJ. Biasanya mereka melakukan
kopdar setiap Kamis di Teater Terbuka UNJ. Penggagasnya adalah Evan Ramadhan,
Meika Pasondi, dan Faris. Gooners UNJ mulai berdiri pada 23 Februari 2012.
Gooners UNJ saat nobar Arsenal ke Jakarta |
Gooners
UNJ memiliki 3 Agenda rutin yakni Nonton Bareng (Nobar), Futsal, dan Kopdar. Nurul
Azizah mengaku alasan ikut Gonners UNJ agar ada teman bareng nonton Arsenal yang
datang ke Jakarta pada 14 Juli 2013 lalu. “Manfaat ikut komunitas ini banyak
teman, kenalan, relasi, nambah pengalaman, pengetahuan, bisa nanya-nanya
tentang Arsenal. Yang dibahas bukan hanya tentang bursa transfer pemain
Arsenal. Klub lain juga dibahas. Mau klub dalam negeri maupun luar negeri
sampai masalah kuliah. Ada lagi manfaatnya, memaknai slogan Arsenal “Victoria
Concordia Crescit”. Memahami arti kebersamaan. Chant-nya banyak. Chant yang
dinyanyiin supporter pas pertandingan.” Ujar Nurul Azizah yang mengidolakan Aaron
Ramsey, Theo Walcott, dan Mesut Ozil.
Jadi,
tidak ada salahnya jika kita ikut komunitas dalam lingkungan kampus. Selain
menambah teman, kita bisa berdiskusi hal-hal lain yang berhubungan dengan
kesamaan hobi.
Oktiani Endarwati